Selasa, 04 Agustus 2015

BNI, Rumah Aman dan Nyaman Para Penabung





Oleh: Susana Febryanty



            Setiap bank menawarkan berbagai janji manis mengenai kemudahan untuk menarik perhatian calon nasabah. Sayangnya tak selalu janji tersebut berbuah manis. Tanpa perlu menawarkan janji manis, BNI terbukti berhasil merebut hati rakyat Indonesia untuk menjadi nasababahnya. Apa saja kelebihan dari BNI?

            Sebuah pepatah mengatakan bahwa, “Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya.” Pepatah tersebut seolah hendak mengajarkan pada setiap generasi untuk berjuang mencapai kesejehteraan dalam hidupnya. Tak salah jika kemudian banyak orang yang berusaha dan berkerja keras untuk mencapai kesejahteraan yang diharapkan. Tak sampai di situ saja, masyarakat kita pun berusaha untuk melakukan penghematan dan menabung dari sebagian penghasilannya demi kelangsungan hidup di masa yang akan datang.

            Saat berbicara mengenai kegiatan menabung pikiran kita pastinya akan tertuju pada lembaga keuangan bernama bank. Sederetan nama bank yang telah meramaikan kegiatan perekonomian negeri ini. Diantaranya ialah Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai salah satu bank yang terkemuka. Apa yang membedakan BNI dengan bank-bank yang lain?

Catatan Sejarah

            Saat berbicara tentang budaya menabung di Indonesia rasanya tak lengkap jika kita tak menilik sejarah perjalanan bangsa ini. Kedatangan Belanda sebagai bangsa penjajah rupanya menjadi awal perkenalan rakyat kita dengan dunia perbankan dan budaya menabung. Pada tanggal 24 Januari 1828 untuk pertama kalinya Pemerintah Hindia Belanda mendirikan sebuah bank bernama Nederlanshe De Javashe Bank yang tak lama kemudian diikuti oleh pendirian beberapa bank lainnya. Tujuan dari pendirian bank tersebut antara lain untuk memepermudah kepentingan pemerintah Hindia Belanda sebagai pemegang monopoli dalam proses jual beli hasil bumi dari dalam ke luar negeri.

            Lepas dari kaum penjajah, tepat di tanggal 1946 pemerintah Indonesia mendirikan Bank Negara Indonesia. Tujuan pendirian BNI pada masa itu ialah sebagai Bank Sentral yang bertanggung jawab menerbitkan dan mengelola mata uang RI. Kemudia di tahun 1955 peran BNI beralih menjadi bank pembangunan serta bank devisa. Bersama dengan peralihan perannya itu, maka status BNI pun berubah menjadi bank umum hingga sekarang.

            Bersama dengan bergulirnyawaktu berbagai catatan prestasi telah berhasil ditorehkan oleh BNI. Namun diantara banyaknya prestasi yang telah dibuat, kemampuan BNI untuk mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan ketat lembaga perbankan selama puluhan tahun tahun patut diacungi jempol. Padahal seperti yang kita ketahui telah banyak bank yang gulung tikar karena tak mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi yang melanda negeri ini.        Selain itu, kehandalan BNI sebagai bank terkemuka di Indonesia rupanya mampu menarik mata internasional.Pada tahun 2014 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) mendapatkan penghargaan sebagai bagian dari Asia-Pasific Country Transaction Bank Awards. Penghargaan tersebut diberikan pada BNI karena bank ini dianggap yang terbaik di Indonesia sebagai penyedia solusi Cash Management. 

            Keberadaan  BNI tak hanya sekedar untuk meramaikan arena persaingan antar lembaga perbankan di negara kita. Ternyata kehadiran BNI mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena bank ini mampu  mendukung berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan dan bukan hanya sebagai pelaku bisnis keuangan yang sekedar mengejar jumlah nasabah maupun keuntungan rupiah semata. Berkat dukungan BNI beberapa event penting yang telah terselenggara dengan sukses. Coba tengok keberhasilan beberapa kejuaraan dan pertandingan olah raga seperti Thomas & Uber Cup di tahun 1994,  SEA Games 1998-2014, dan Kejuaraan Golf Indonesia Open yang telah mendapat dukungan dari BNI. Bank ini turut juga memberi dukungan dalam beberapa kegiatan seni dan budaya yang cukup bergengsi, diantaranya ialah Java Jazz Festival serta Tour De Singkarak.

Alami Sendiri

            Sangatlah wajar bila kita sebagai nasabah menginginkan pelayanan terbaik dari bank yang  menyimpan dan mengelola uang kita. Ketatnya persaingan antar lembaga perbankan menyebabkan banyak bank yang kemudian gencar melakukan promosi dan menjanjikan berbagai fasilitas serta kemudahan bagi para nasabahnya. Hal ini tentu saja memberikan pilihan yang semakin beragam bagi calon nasabah untuk memilih bank yang dirasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya masing-masing. Pada kenyataannya, memilih jenis tabungan dan bank tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada kalanya kita perlu belajar dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain sebelum menemukan bank yang cocok dengan diri kita.

            Saya masih ingat betul bagaimana pengalaman saya bersama BNI. Bagai hubungan persaudaraan yang naik turun, asam dan manis setiap fase kehidupan saya (entah mengapa) kerap memiliki keterkaitan dengan bank yang satu ini. Fase penyesuaian saya sebagai mahasiswa perantauan di kota Jogja menjadi awal perkenalan saya dengan BNI. Pada saat itu saya dan orang orang tua yang kala itu berada di Jogja bersepakat agar saya membuka rekening tabungan  di BNI. Maka pada tahun 2001 resmilah saya menjadi nasabah Taplus BNI. 

            Berbagai kemudahan saya rasakan sebagai nasabah BNI, antara lain adalah kecepatan dalam melakukan transaks keuangi. Saya tak perlu menunggu lama datangnya jatah  kiriman uang dari orang tua. Sesaat setelah orang tua melakukan transfer pada rekening saya, tak lama kemudian sejumlah uang telah tersedia di tabungan saya. Selain itu, keberadaan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) BNI yang tersebar di berbagai sudut kota Jogja semakin mempermudah aktivitas saya sebagai mahasiswa perantauan.

            Setelah lulus dari bangku kuliah saya melanjutkan hidup saya dengan bekerja di ibukota negara Indonesia. Tak lama setelah saya bekerja di tempat itu, perusahaan tempat saya bekerja melakukan kerja sama dengan sebuah bank kompetitor BNI dan mengharuskan pada setiap karyawannya untuk membuka rekening di bank tersebut. Mau tak mau, saya pun  harus membuka rekening tabungan melalui perantaraan divisi HRD perusahaan perusahaan. Saat menerima kartu ATM saya segera mencoba mengaktifkan kartu tersebut. Namun apa yang terjadi? 

            Alangkah sungguh mengecewakannya karena kartu ATM tersebut tak dapat digunakan tanpa sebab yang jelas. Lalu saya mencoba mendatangi kantor cabang bank yang terdekat dari kantor saya. Saya kembali kecewa karena oleh kantor cabang bank tersebut saya diminta untuk mendatangi kantor bank penerbit. Untunglah pada waktu itu saya masih mempertahankan keberadaan tabungan Taplus BNI milik saya. Kalau tidak, entah bagaimana nasib saya di kota Jakarta yang individual.  

            Beberapa hari kemudian,  saya terpaksa harus menyempatkan waktu saya untuk pergi ke kantor bank penerbit yang letaknya cukup jauh dari kantor demi menyelesaikan persoalan kartu ATM. Pada akhirnya memang masalah ATM saya bisa terselesaikan, tapi sejujurnya saya sudah terlanjur kecewa dengan pelayanan bank tersebut yang menurut saya lamban dan menguras waktu serta tenaga saya di tengah aktivitas kerja yang sangat padat. Saya sangat bersyukur bahwa sepanjang saya menjadi nasabah dari BNI tak pernah terjadi persoalan rumit dengan kartu ATM. Kalau pun terjadi masalah atau  harus mengganti kartu, saya hanya pergi ke salah satu cabang BNI dan para petugas akan segera membantu saya menyelesaikan persoalan seputar kartu ATM.

            Sebuah pengalaman unik juga pernah saya alami berhubungan dengan BNI. Saat itu saya berkesempatan untuk mencetak buku tabungan Taplus BNI milik saya di kantor cabang BNI yang berada di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan. Rupanya pada saat itu buku tabungan saya harus diganti pada saat itu juga. Untuk kelengkapan administrasi, petugas Costumer Service meminjam KTP saya dan segera memfotokopinya. Setelah proses pergantian buku tabungan selesai, saya bergegas kembali ke kantor. 

            Setelah beberapa jam saya baru menyadari bahwa KTP saya tertinggal di BNI. Dengan segera saya pergi ke kantor BNI dan menemui sang petugas Costumer Service. Ternyata petugas tersebut telah menyadari kelalaian saya yang telah meninggalkan KTP. Petugas itu langsung mengembalikan KTP pada saya. Bagi sebagian orang mungkin hal tersebut hanyalah persoalan sepele. Namun bagi saya sikap dan perilaku sang petugas Costumer Service yang sigap menyimpan KTP tersebut menunjukan profesionalme BNI terhadap nasabahnya. Pengalaman tersebut membuat saya semakin percaya akan keamanan akan dana yang saya simpan di bank ini.

            Sikap profesionalisme yang ditunjukkan oleh para karyawan BNI mampu menjadikan setiap nasabah merasa seperti anggota keluarga bank ini. Hal ini terlihat dari keramahan yang ditunjukkan oleh setiap petugas BNI pada para nasabahnya. Tak hanya itu saja, ucapan Selamat Ulang Tahun yang dikirim  melalui pesan singkat oleh petugas BNI pastinya membuat nasabah merasa diperhatikan. Menerima bingkisan coklat dari BNI di hari Kartini  beberapa  waktu yang lalu pastinya memberi kesan yang manis bagi setiap perempuan termasuk saya terhadap bank ini. Saya berharap BNI dapat mempertahankan sikap ramah dan  perhatian pada nasabahnya. Karena  seorang nasabah tetaplah manusia, jadi perlakukanlah ia sebagai manusia. Tetaplah berjaya BNI...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar