Oleh:
Susana Febryanty
Setiap bank menawarkan berbagai janji manis mengenai
kemudahan untuk menarik perhatian calon nasabah. Sayangnya tak selalu janji
tersebut berbuah manis. Tanpa perlu menawarkan janji manis, BNI terbukti
berhasil merebut hati rakyat Indonesia untuk menjadi nasababahnya. Apa saja
kelebihan dari BNI?
Sebuah
pepatah mengatakan bahwa, “Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya.” Pepatah
tersebut seolah hendak mengajarkan pada setiap generasi untuk berjuang mencapai
kesejehteraan dalam hidupnya. Tak salah jika kemudian banyak orang yang berusaha
dan berkerja keras untuk mencapai kesejahteraan yang diharapkan. Tak sampai di
situ saja, masyarakat kita pun berusaha untuk melakukan penghematan dan menabung
dari sebagian penghasilannya demi kelangsungan hidup di masa yang akan datang.
Saat berbicara
mengenai kegiatan menabung pikiran kita pastinya akan tertuju pada lembaga keuangan
bernama bank. Sederetan nama bank yang telah meramaikan kegiatan perekonomian
negeri ini. Diantaranya ialah Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai salah satu bank yang terkemuka. Apa yang membedakan BNI
dengan bank-bank yang lain?
Catatan
Sejarah
Saat
berbicara tentang budaya menabung di Indonesia rasanya tak lengkap jika kita
tak menilik sejarah perjalanan bangsa ini. Kedatangan Belanda sebagai bangsa
penjajah rupanya menjadi awal perkenalan rakyat kita dengan dunia perbankan dan
budaya menabung. Pada tanggal 24 Januari 1828 untuk pertama kalinya Pemerintah
Hindia Belanda mendirikan sebuah bank bernama Nederlanshe De Javashe Bank yang
tak lama kemudian diikuti oleh pendirian beberapa bank lainnya. Tujuan dari
pendirian bank tersebut antara lain untuk memepermudah kepentingan pemerintah
Hindia Belanda sebagai pemegang monopoli dalam proses jual beli hasil bumi dari
dalam ke luar negeri.
Lepas
dari kaum penjajah, tepat di tanggal 1946 pemerintah Indonesia mendirikan Bank
Negara Indonesia. Tujuan pendirian BNI pada masa itu ialah sebagai Bank Sentral
yang bertanggung jawab menerbitkan dan mengelola mata uang RI. Kemudia di tahun
1955 peran BNI beralih menjadi bank pembangunan serta bank devisa. Bersama
dengan peralihan perannya itu, maka status BNI pun berubah menjadi bank umum
hingga sekarang.
Bersama
dengan bergulirnyawaktu berbagai catatan prestasi telah berhasil ditorehkan
oleh BNI. Namun diantara banyaknya prestasi yang telah dibuat, kemampuan BNI
untuk mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan ketat lembaga perbankan
selama puluhan tahun tahun patut diacungi jempol. Padahal seperti yang kita
ketahui telah banyak bank yang gulung tikar karena tak mampu bertahan
menghadapi krisis ekonomi yang melanda negeri ini. Selain itu, kehandalan BNI sebagai bank terkemuka di Indonesia
rupanya mampu menarik mata internasional.Pada tahun 2014 PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) mendapatkan penghargaan sebagai bagian dari Asia-Pasific
Country Transaction Bank Awards. Penghargaan tersebut diberikan pada BNI karena
bank ini dianggap yang terbaik di Indonesia sebagai penyedia solusi Cash
Management.
Keberadaan BNI tak hanya sekedar untuk meramaikan arena
persaingan antar lembaga perbankan di negara kita. Ternyata kehadiran BNI mampu
memberikan dampak positif bagi masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena bank
ini mampu mendukung berbagai aktivitas
sosial kemasyarakatan dan bukan hanya sebagai pelaku bisnis keuangan yang
sekedar mengejar jumlah nasabah maupun keuntungan rupiah semata. Berkat
dukungan BNI beberapa event penting yang telah terselenggara dengan sukses.
Coba tengok keberhasilan beberapa kejuaraan dan pertandingan olah raga seperti
Thomas & Uber Cup di tahun 1994, SEA
Games 1998-2014, dan Kejuaraan Golf Indonesia Open yang telah mendapat dukungan
dari BNI. Bank ini turut juga memberi dukungan dalam beberapa kegiatan seni dan
budaya yang cukup bergengsi, diantaranya ialah Java Jazz Festival serta Tour De
Singkarak.
Alami
Sendiri
Sangatlah
wajar bila kita sebagai nasabah menginginkan pelayanan terbaik dari bank
yang menyimpan dan mengelola uang kita.
Ketatnya persaingan antar lembaga perbankan menyebabkan banyak bank yang
kemudian gencar melakukan promosi dan menjanjikan berbagai fasilitas serta
kemudahan bagi para nasabahnya. Hal ini tentu saja memberikan pilihan yang
semakin beragam bagi calon nasabah untuk memilih bank yang dirasa sesuai dengan
keinginan dan kebutuhannya masing-masing. Pada kenyataannya, memilih jenis
tabungan dan bank tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada kalanya kita
perlu belajar dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain sebelum menemukan
bank yang cocok dengan diri kita.
Saya
masih ingat betul bagaimana pengalaman saya bersama BNI. Bagai hubungan
persaudaraan yang naik turun, asam dan manis setiap fase kehidupan saya (entah
mengapa) kerap memiliki keterkaitan dengan bank yang satu ini. Fase penyesuaian
saya sebagai mahasiswa perantauan di kota Jogja menjadi awal perkenalan saya
dengan BNI. Pada saat itu saya dan orang orang tua yang kala itu berada di
Jogja bersepakat agar saya membuka rekening tabungan di BNI. Maka pada tahun 2001 resmilah saya
menjadi nasabah Taplus BNI.
Berbagai
kemudahan saya rasakan sebagai nasabah BNI, antara lain adalah kecepatan dalam
melakukan transaks keuangi. Saya tak perlu menunggu lama datangnya jatah kiriman uang dari orang tua. Sesaat setelah
orang tua melakukan transfer pada rekening saya, tak lama kemudian sejumlah
uang telah tersedia di tabungan saya. Selain itu, keberadaan Anjungan Tunai
Mandiri (ATM) BNI yang tersebar di berbagai sudut kota Jogja semakin
mempermudah aktivitas saya sebagai mahasiswa perantauan.
Setelah
lulus dari bangku kuliah saya melanjutkan hidup saya dengan bekerja di ibukota
negara Indonesia. Tak lama setelah saya bekerja di tempat itu, perusahaan
tempat saya bekerja melakukan kerja sama dengan sebuah bank kompetitor BNI dan
mengharuskan pada setiap karyawannya untuk membuka rekening di bank tersebut.
Mau tak mau, saya pun harus membuka
rekening tabungan melalui perantaraan divisi HRD perusahaan perusahaan. Saat
menerima kartu ATM saya segera mencoba mengaktifkan kartu tersebut. Namun apa
yang terjadi?
Alangkah
sungguh mengecewakannya karena kartu ATM tersebut tak dapat digunakan tanpa
sebab yang jelas. Lalu saya mencoba mendatangi kantor cabang bank yang terdekat
dari kantor saya. Saya kembali kecewa karena oleh kantor cabang bank tersebut
saya diminta untuk mendatangi kantor bank penerbit. Untunglah pada waktu itu
saya masih mempertahankan keberadaan tabungan Taplus BNI milik saya. Kalau
tidak, entah bagaimana nasib saya di kota Jakarta yang individual.
Beberapa
hari kemudian, saya terpaksa harus menyempatkan
waktu saya untuk pergi ke kantor bank penerbit yang letaknya cukup jauh dari
kantor demi menyelesaikan persoalan kartu ATM. Pada akhirnya memang masalah ATM
saya bisa terselesaikan, tapi sejujurnya saya sudah terlanjur kecewa dengan
pelayanan bank tersebut yang menurut saya lamban dan menguras waktu serta
tenaga saya di tengah aktivitas kerja yang sangat padat. Saya sangat bersyukur
bahwa sepanjang saya menjadi nasabah dari BNI tak pernah terjadi persoalan
rumit dengan kartu ATM. Kalau pun terjadi masalah atau harus mengganti kartu, saya hanya pergi ke
salah satu cabang BNI dan para petugas akan segera membantu saya menyelesaikan
persoalan seputar kartu ATM.
Sebuah
pengalaman unik juga pernah saya alami berhubungan dengan BNI. Saat itu saya berkesempatan
untuk mencetak buku tabungan Taplus BNI milik saya di kantor cabang BNI yang
berada di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan. Rupanya pada saat itu buku
tabungan saya harus diganti pada saat itu juga. Untuk kelengkapan administrasi,
petugas Costumer Service meminjam KTP saya dan segera memfotokopinya. Setelah
proses pergantian buku tabungan selesai, saya bergegas kembali ke kantor.
Setelah
beberapa jam saya baru menyadari bahwa KTP saya tertinggal di BNI. Dengan
segera saya pergi ke kantor BNI dan menemui sang petugas Costumer Service.
Ternyata petugas tersebut telah menyadari kelalaian saya yang telah
meninggalkan KTP. Petugas itu langsung mengembalikan KTP pada saya. Bagi
sebagian orang mungkin hal tersebut hanyalah persoalan sepele. Namun bagi saya
sikap dan perilaku sang petugas Costumer Service yang sigap menyimpan KTP
tersebut menunjukan profesionalme BNI terhadap nasabahnya. Pengalaman tersebut
membuat saya semakin percaya akan keamanan akan dana yang saya simpan di bank
ini.
Sikap
profesionalisme yang ditunjukkan oleh para karyawan BNI mampu menjadikan setiap
nasabah merasa seperti anggota keluarga bank ini. Hal ini terlihat dari
keramahan yang ditunjukkan oleh setiap petugas BNI pada para nasabahnya. Tak
hanya itu saja, ucapan Selamat Ulang Tahun yang dikirim melalui pesan singkat oleh petugas BNI
pastinya membuat nasabah merasa diperhatikan. Menerima bingkisan coklat dari
BNI di hari Kartini beberapa waktu yang lalu pastinya memberi kesan yang manis
bagi setiap perempuan termasuk saya terhadap bank ini. Saya berharap BNI dapat
mempertahankan sikap ramah dan perhatian
pada nasabahnya. Karena seorang nasabah
tetaplah manusia, jadi perlakukanlah ia sebagai manusia. Tetaplah berjaya BNI...!