Oleh:
Susana Febryanty
Semakin lama kepedulian sosial seolah menjadi barang
langka di masyarakat kita. Penyelenggaraan bulan dana PMI adalah momen yang
tepat bagi kita untuk mengingat kembali akan keberadaan sesama yang
membutuhkan. Lalu, apa yang dapat kita lakukan untuk membantu sesama?
Sebagai makhluk sosial, kehidupan manusia tak dapat
terpisahkan dari keberadaan orang lain. Manusia membutuhkan orang lain sebagai
penunjang dan pendukung dirinya untuk melakukan berbagai aktivitas. Itu
sebabnya manusia berusaha untuk menjalin hubungan komunikasi dan kerjasama yang baik dengan pihak-pihak lain.
Namun perubahan zaman secara perlah-lahan merubah cara
pandang manusia. Perkembangan teknologi yang begitu pesat seolah-olah membawa
perubahan gaya hidup. Kecanggihan tekhnologi seakan memanjakan manusia dengan
kemudahan. Menciptakan manusia-manusia baru yang lebih individualistis dan
egois. Tak peduli lagi dengan keberadaan orang lain.
Lupa
Diri
Beberapa waktu yang lalu negeri ini sempat dihebohkan
dengan berita tentang komentar negatif seorang pelajar di media sosial karena
enggan memberikan kursinya pada seorang ibu hamil. Sebuah foto yang
heboh di masyarakat datang dari Medan menggambarkan beberapa orang yang
tengah asyik ber-selfie di antara puing-puing pesawat hercules yang baru saja
jatuh di sana. Kedua peristiwa tersebut seolah menggambarkan ketidak pedulian
masyarakat kita dengan keadaan sesamanya.
Bagi Anda yang menggunakan kendaraan umum pastinya kerap
menemui keadaan semacam ini bukan? Saling berebut tempat duduk seakan menjadi
hal yang wajar. Tak sedikit orang yang
pura-pura tidur atau pura-pura tak melihat keberadaan lansia dan ibu hamil yang
berdiri di sekitar mereka. Bahkan menolong orang yang kesulitan atau darurat di
jalan raya menjadi hal yang tabu di
masyarakat kita. Seolah ketidak pedulian menjadi sebuah kewajaran dari kemajuan
sebuah kota/bangsa. Maka, bukan sebuah hal yang aneh jika seseorang bisa saja
kehilangan nyawanya kerena tak mendapatkan pertolongan dari orang lain.
Seharusnya hal ini tidak terjadi di masyarakat kita. Anda
tentunya masih ingat dengan pelajaran tentang prinsip gotong royong yang dahulu
kerap di dengung-dengungkan oleh para guru kita bukan? Sungguh sangat
disayangkan jika prinsip kebersamaan dalam bermasyarakat tesebut secara perlahan menghilang dari kehidupan
bangsa ini. Masyarakat kita seolah terlena dengan perkembangan zaman dan
masuknya budaya luar. Kita seolah lupa dengan keaslian diri dan mulai
bertingkah seperti bangsa barat. Mementingkan diri sendiri dan tak peduli
dengan keadaan orang lain.
PMI
Gambar: http://pmikotabandung.org/files/agenda/20150709_122221_harianterbit_Logo_PMI.jpg
Beruntunglah kita karena bangsa ini memiliki PMI. Mengapa
demikian? Keberadaan PMI dimaksudkan untuk pengelolaan ketersediaan pasokan
darah bagi yang membutuhkan, membantu
korban bencana alam, serta membantu saat terjadi peperangan/konflik. Sehingga PMI
menjadi solusi bagi masyarakat yang membutuhkan pertolongan ketika keadaan
darurat.
Bayangkan jika bangsa ini tak memiliki PMI, akan
kemanakah kita mencari bantuan jika ada seseorang sahabat atau kerabat yang
membutuhkan transfusi darah? Selain itu, bangsa ini berada di gugusan cincin
api (ring of fire) yang memungkinkan
terjadinya bencana alam. Tak dapat dipungkiri bahwa PMI adalah organisasi
kemanusiaan terkemuka dalam penanganan korban bencana. Oleh sebab itu, rasanya
tak salah jika keberadaan PMI perlu mendapatkan apresiasi yang baik dari segenap
bangsa ini.
Namun sayangnya muncul keraguan di benak masyarakat kita
mengenai penggunaan dana organisasi PMI. Beberapa orang memerpertanyakan
tentang penjualan tiket oleh sejumlah pengurus PMI di bandara dan stasiun.
Mereka menganggap PMI adalah organisasi bentukan pemerintah, oleh sebab itu
pastinya ia (PMI) mendapatkan suntikan dana dari pemerintah. Hal tersebut
memang tak salah, namun dana dari pemerintah itu hanya dapat menutupi sebagian
dari kebutuhan PMI.
PMI sebagai badan pengelola darah membutuhkan dana yang
cukup besar untuk operasionalnya. Ana Udaningrum (dalam http://health.liputan6.com/read/2047108/intip-proses-pengolahan-darah-di-pmi-jakarta)
dari PMI
Provinsi DKI Jakarta menjelaskan bahwa darah diambil dari pendonor yang telah
melakukan pemeriksaan dan pengecekan golongannya sehingga mempermudah pemisahan
berdasarkan masing-masing golongan darah. Selanjutnya petugas akan memasukkan
darah pada laboratorium komponen darah untuk kemudian dipisahkan menjadi trombosit, sel darah merah, plasma,
frozen plasma, serta anti hemofili. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan khusus komponen-kompenan darah tertentu. Darah yang telah
dipisahkan berdasarkan komponennya itu kemudian diberi label yang telah
dilengkapi dengan barcode khusus. Selanjutnya darah akan di simpan dengan
standar yang ketat sehingga mengurangi kemungkinan untuk rusak sebelum
digunakan.
Panjangnya proses pengelolaan darah tersebut yang
kemudian menyebabkan tingginya biaya yang harus dikeluarkan oleh PMI. Selain
itu berbagai peralatan yang digunakan untuk menunjang proses donor hingga
penyimpanan darah tentunya juga membutuhkan dana. Maka tak heran jika kemudian
pasien harus membayar sejumlah dana saat mendatangkan kantong darah. Hal
tersebut dimaksudkan sebagai penggantian biaya pengelolaan darah tersebut. Tak
hanya itu, saat terjadi bencana maupun konflik PMI juga harus membiayai
sejumlah para medis yang akan diterjunkan untuk menolong masyarakat.
Sudah sepantasnya kita sebagai anggota masyarakat merasa
memiliki PMI dan mendukung mereka. Bagi yang memiliki kemampuan dan pengetahuan
di bidang medis bisa bergabung menjadi
relawan. PMI juga memiliki wadah yaitu Palang Merah Remaja bagi kaum
muda yang ingin membantu kegiatan PMI. Kita dapat pula memberikan dukungan pada
PMI dengan cara mengikuti acara donor
darah yang diadakan di daerah masing-masing. Anda sibuk dan tak punya
kesempatan mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan PMI? Tak perlu khawatir,
Anda masih bisa berpartisipasi dalam Bulan Dana PMI
dengan memberikan sejumlah dana melalui:
- Bank BCA Kantor Cabang Utama Thamrin Nomo Rekening : 206-38-1794-5 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
- Bank MANDIRI Kantor Cabang Kramat Raya Nomor Rekening : 123-00-17091945 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
- Bank DKI Kantor Cabang Utama Juanda Nomor Rekening : 101-03-17094-7 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
Kalau bukan kita, siapa lagi yang
akan mendukung mereka. Jadi, Ayo peduli bantu
sesama melalui PMI! Untuk informasi lebih lanjut klik http://pmidkijakarta.or.id/.