Selasa, 24 Juni 2014

PERNIKAHAN



Hati seolah tertumbuk beban berat. Tanya dan pernyataan muncul meluluh lantahkan perasaan.Namun pikir tetap menjadi utama.

Pernikahan, sebuah kata yg mudah terucap namun tak mudah tuk terwujud. Bukan tak ingin, namun entah mengapa tak kunjung nyata hingga kini. Entah siapa yg salah. Salahku kah yg tak mampu mewudkan ingin? Atau, salah nasib yg tak beruntung?

Bukankah pepatah mengatakan bahwa jodoh, rezeki dan maut adalah rahasia Sang Ilahi? Ataukah memang "mengobral diri" harus dilakukan tuk mendapatkan apa yg diinginkan? Apakah pernyataan "Manusia boleh berencana, Tuhan yg menentukan" tak lagi relevan saat ini?

Apakah karena alasan umur seorang perempuan tak boleh memilih yg terbaik bagi dirinya? Haruskah seorang perempuan harus menerima siapa pun pria yg datang padanya demi status istri?
Inikah akhir takdir seorang perempuan.

Apa bedanya perempuan dengan kaum lelaki? Bukankah semua makhluk ciptaan Tuhan memiliki jiwa yg harus dihargai sebagaimana adanya dirinya? Ataukah memang perempuan tak layak memilih sesuatu yg dirasanya terbaik bagi dirinya?

Perempuan adalah manusia yg ingin dihargai pemikiran dan perasaannya. Tak seharusnya seorang perempuan direndahkan atau dilecehkan karena sebuah status, seperti single atau atau janda.

Pernikahan sesungguhnya adalah ketetapan Sang Ilahi dan bukan sebuah kehebatan seorang manusia. Jadi, menikah atau tidak menikahnya seseorang bukanlah persoalan terutama dalam hidup. Karena yg terpenting adalah seberapa bermaknanya seseorang selama hidupnya.