Selasa, 13 September 2016

Kulon Progo Menanti Pengayom Masyarakat



Oleh: Susana Febryanty

            Kulon Progo, kapupaten yang berada di  sebelah barat DIY adalah daerah yang kaya akan potensi untuk dikembangkan. Namun sayangnya segala potensi tersebut belum dapat dinikmati oleh segenap masyarakatnya. Oleh sebab itu,  Kulon Progo menantikan kehadiran pemimpin yang ideal. Seperti apakah sosoknya?

            Tak banyak orang yang mengenal kabupaten Kulon Progo. Padahal, bagi Anda yang kerap melakukan perjalanan darat di Pulau Jawa dan melewati jalur selatan pasti akan melewati daerah ini. Selama ini Kulon Progo hanya dianggap sebagai daerah perlintasan bagi masyarakat dari Jakarta atau Bandung yang ingin menuju ke arah Solo atau Jawa Timur.
            Bagi saya sendiri, daerah Kulon Progo memiliki kesan tersendiri. Beberapa tahun yang lalu saya sempat singgah bahkan tinggal selama beberapa bulan di tempat itu. Pada saat itu, demi melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) saya dan beberapa orang teman harus tinggal dan berinteraksi langsung dengan masyarakat Kulon Progo. Itu sebabnya, perkembangan daerah tersebut selalu menarik perhatian saya hingga kini.
Potensial
            Nama Kulon Progo berarti sebelah barat Progo, berasal dari Bahasa Jawa yaitu Kulon yang berarti barat, serta Progo yang merupakan nama sebuah nama sungai. Berbatasan dengan langsung dengan berbagai kabupaten menjadikan daerah Kulon Progo memiliki keunikan tersendiri. Sebelah timur Kulon Progo berbatasan dengan kabupaten Sleman dan Bantul sebagai bagian dari DIY. Sementara di sebelah barat  Kulon Progo ada Kabupaten Purworejo dan sebelah Utara  terdapat Kabupaten Magelang yang  merupakan daerah administratif dari Jawa Tengah. Hal tersebut  memungkinkan terjadinya akulturasi budaya pada masyarakat  yang saling berbatasan tersebut.
            Pesona keindahan Kulon Progo lakasana permata yang masih tertutup oleh bebatuan. Kokohnya Perbukitan Menoreh yang melingkupi sebelah utara serta area Pesisir Samudera Hindia yang membentang di selatan Kulon Progo seolah belum terjamah oleh para turis baik manca negara maupun domestik. Padahal, jika destinasi-destinasi tersebut dikelola dengan lebih baik bukan tak mungkin akan membuka kesempatan bagi pelaku industri pendukung pariwisata yang dapat bertumbuh berasama datangnya sejumlah pelancong ke daerah ini. Tempat-tempat penginapan serta industri makanan khas daerah akan menambah pendapatan ekonomi masyarakat.
            Namun, pada kenyataannya segala potensi yang dimiliki oleh Kulon Progo belum dikelola secara optimal. Segala bentuk pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah ternyata belum  dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal tersebut dapat terlihat pada hasi survey yang dilakukan oleh BPS DIY pada Maret 2016 menunjukkan garis kemiskinan di DIY  mengalami kenaikan hingga mencapai 5,42 %. Kondisi tersebut terjadi baik di pedesaan maupun di perkotaan. Sementara itu pada survey yang dilakukan oleh BPS DIY terhadap jumlah penduduk miskin dan garis miskin di Kabupaten/Kota DIY pada tahun 2014-2015 ditemukan Kulon Progo menduduki tempat pertama dengan jumlah penduduk miskinya mencapai 20,64%.
            Pemaparan hasil survey yang dilakukan oleh BPS tersebut tentunya membuat kita terhenyak. Di tengah berbagai program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah seolah menjadi noda yang mempertanyakan kinerja mereka. Namun alangkah baiknya jika semua pihak dapat menyikapi hasil servey tersebut secara lebih bijaksana. Jangan sampai hasil survey tersebut hanya berhenti pada  rangkaian angka semata. Hal tersebut seharusnya  dapat menjadi masukan bagi setiap aparat untuk berupaya lebih keras untuk memajukan masyarakat. 

Pemimpin Idaman
            Tentunya setiap masyarakat menaruh harapan besar pada para pemimpin yang terpilih untuk memimpin daerahnya. Keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan pemilu maupun pilkada tentunya didasari oleh keinginan mereka untuk melakukan perubahan nasib diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu, hendaknya segala harapan segenap masyarakat tak menjadi sia-sia oleh kepentingan pribadi maupun kelompok-kelompok tertentu.
            Berkaca pada hasil survey BPS tersebut, maka wajarlah kiranya masyarakat menginginkan sosok pemimpin yang melindungi dan mengayomi kepentingan masyarakat. Kehadiran seorang pemimpin yang mengayomi pastinya akan lebih mengutamakan kepentingan masyarakat dibandingkan kepentingan pribadi maupun kepentingan kelompok tertentu. Dengan begitu bukan tak mungkin jika sang pemimpin suatu saat akan berhasil mengentaskan kemiskinan di daerah Kulon Progo, bahkan bisa jadi ia akan memajukan masyarakat di daerah tersebut.
            Sang pemimpin idaman Kulon Progo diharapkan memiliki kebijaksanaan sekaligus ketegasan dalam memimpin. Ia seharusnya bisa membatasi ruang gerak pihak-pihak asing yang hanya mengutamakan kepentingan bisnis semata. Namun, di lain pihak pemimpin tersebut dapat merangkul pihak-pihak swasta untuk dapat bersama-sama berkontribusi dalam memajukan perekonomian kerakyatan. Hanya dengan kerja sama pemerintah, swasta dan segenap masyarakat maka penyematan julukan Kulon Progo sebagai The Jewels of Java akan mewujud nyata dalam waktu relatif singkat.